Tak hanya itu, para petugas unit gawat darurat mengatakan ada sedikit bukti yang menunjukkan berkurangnya kekerasan akibat alkohol, setelah penerapan undang-undang yang baru.
Undang-undang alkohol yang diterapkan di Kota Sydney pada bulan Febuari 2014 menyebutkan mereka yang telah keluar dari bar pada pukul 01:30 pagi dilarang masuk kembali ke bar mana pun. Tak hanya itu toko-toko minuman harus tutup setelah jam 10 malam. Dan semua pub, bar, klab malam tidak bisa menghidangkan alkohol setelah pukul 3 pagi.
"Hal ini telah menunjukkan adanya penurunan sepanjang minggu, tapi penurunan paling signifikan adalah selama akhir pekan," kata Profesor Gordian Fulde, Direktur Unit Gawat Darurat dari Rumah Sakit St Vincent baru-baru ini.
"Jumlah alkohol tertinggi terjadi hari Jumat malam sampai Minggu pagi. Dan data dari mereka yang menderita luka-luka akibat alkohol telah menunjukkan penuruan hingga 25 persen di akhir pekan."
Tapi rupanya peraturan yang dikenal dengan istilah 'Lockout Laws' ini tidak menyelesaikan masalah konsumsi alkohol di kawasan pinggiran Kota Sydney.
Sejumlah data dari rumah sakit dan polisi menunjukkan tidak ada peningkatan luka parah dalam setahun sejak peraturan diberlakukan.
Meskipun adanya jumlah penuruan, Profesor Fulde mengatakan belum ada kepastian apakah peraturan perlu diberlakukan juga di pinggiran kota Sydney dan kawasan lainnya di negara bagian New South Wales.
"Kota-kota kecil lainnya mungkin punya masalah, tapi tidak berarti satu peraturan ini bisa menyelesaikan seluruh masalah," jelasnya.
Data yang telah dipublikasikan di jurnal kesehatan, Medical Journal of Australia. (Republika)
0 Response to "Setahun Pascaperaturan Alkohol Diterapkan di Sydney, Jumlah Kekerasan Turun"
Post a Comment