"Ketersediaan infrastruktur jalan dan jembatan sangat diperlukan untuk melancarkan distribusi serta menekan harga barang di daerah paling timur Indonesia ini," katanya sebagaimana tertuang dalam rilis yang diterima Antara di Kota Jayapura, Papua, Senin.
Menurut dia, Papua masih menyatu dengan berbagai stigma dan permasalahan yang melekat padanya, gambaran umum tentang Papua adalah lemahnya manajemen pelaksanaan pembangunan daerah oleh pemerintah, bersama pemerintah daerah.
"Hal ini bisa dilihat dari realitas fisik Papua sendiri yang terisolir dan terkotak-kotak. Nadi ekonomi seolah hanya bertumpu pada jalur transportasi udara yang sangat mahal dan transportasi laut yang lamban, sementara jalur transportasi darat tidak diberdayakan sebagaimana mestinya," katanya.
Untuk menghidupkan ekonomi rakyat, kata dia, sarana transportasi darat perlu dibuka, baik di sepanjang perbatasan mulai dari Jayapura-Merauke, Keerom, Pegunungan Bintang dan Boven Diguel.
"Begitu juga dari Jayapura-Wamena atau dari Wamena-Pegunungan Bintang. Selain itu dari Jayapura-Sarmi-Nabire-Enarotali-Sorong mengelilingi wilayah Kepala Burung, kemudian di sepanjang pesisir selatan hingga kembali ke Merauke," katanya.
Hal ini, kata dia, diharapkan untuk mendukung perencanaan dan mempercepat pengembangan ekonomi antarkabupaten di Papua juga membuka keterisolasian daerah.
"Dengan adanya jalan penghubung arus orang dari satu kabupaten ke kabupaten lain bisa lebih cepat. Untuk mewujudkan itu semua, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama TNI dalam hal ini Kodam XVII/Cenderawasih kini sedang membangun infrastruktur tersebut guna mempercepat pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah perbatasan Papua," katanya.
Pembangunan infrastruktur itu, kata dia, bisa membuka keterisolasian di beberapa wilayah yang ada di Papua, sehingga Kodam XVII/Cenderawasih mengerahkan personilnya serta menyiapkan alat peralatan berat untuk pelaksanaan pembuatan jalan tersebut.
"Pemerintah pusat dan Presiden Jokowi memberikan perhatian dan kepedulian yang sangat besar terhadap pembangunan di Papua guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Salah satu wujud perhatian pemerintah tersebut adalah dibangunnya jalan sepanjang kurang lebih 900 KM daerah terisolasi untuk membuka jalan menuju perkotaan.
"Dengan dibangunnya jalan poros tertentu di daerah terisolasi ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di daerah terpencil terutama hasil produksi dari masyarakat yang berada di daerah terpencil akan bertambah nilai jualnya serta memudahkan dalam pemasaran karena transportasi mudah dan lancar," katanya.
Apa lagi, dalam pembangunan jalan poros tertentu daerah terisolir masyarakat harus ikut bersama-sama membantu dan mensukseskan pembangunannya.
"Peran dan kontribusi masyarakat sangat dibutuhkan terutama dalam hal pembebasan lahan dan mendukung serta membantu prajurit yang bekerja di lapangan, sehingga pembangunanya dapat berjalan lancar dan aman. Tentara bersama Rakyat negara kuat," katanya.
Tentunya semua itu, kata dia, perlu adanya partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat Papua guna mendukung pembangunan di Papua, sehingga keterisolasian daerah dapat dicapai serta kemajuan dan kelancaran pembangunan dapat terwujud yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua dan Papua Barat di segala bidang.
"Harapan lain dari pembangunan jalan trans Papua, memberikan ruang bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Papua. Bukan tidak mungkin namun Papua yang kaya akan sumber daya alam akan dan keeksotisan, menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara," katanya. (Antara)
0 Response to "Pangdam: Pembangunan Jalan Transpapua Upaya Menghapus Keterisolasian"
Post a Comment