Pengamat: Justru Pasukan Siber Jokowi Paling Banyak Menghina

Kejahatan siber

JAKARTA – Mabes Polri telah menahan MA terkait dengan statusnya di Facebook, pengamat pun menilai justru pasukan siber Jokowi yang paling banyak melakukan penghinaan dan caci maki.

Pengamat politik Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, menyatakan langkah ini dilakukan untuk memaksimalkan citra positif Jokowi. “Saya sendiri sering diserang pendukung Jokowi,” ujar Igor, saat dihubungi,

Sayangnya, hal ini dilakukan dengan menyerang lawan yang disertai dengan pengabaian etika dan akhlak. Serangan dilakukan dengan mengeluarkan komentar kotor dan tidak terpuji.

Dia menyatakan berbeda sikap dan pandangan sangat sah dalam iklim demokrasi, namun demikian, hendaklah disampaikan dengan santun.

Sikap yang seperti itu menurutnya akan menggambarkan situasi keindonesiaan dan kearifan yang sangat baik bagi pertumbuhan demokrasi di Indonesia

Meskipun lawan politik Jokowi dihina dan dicaci maki, Prabowo dan siapapun yang dihina pasukan siber Jokowi tidak pernah melakukan gugatan hukum kepada pihak berwajib. Hal ini dianggap angin berlalu.

Direktur lembaga pemantau jejaring sosial Katapedia Indonesia Deddy Rahman mengatakan kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden menggunakan pasukan siber untuk mempengaruhi pilihan masyarakat melalui dunia maya.

"Kedua pasangan capres dan cawapres menggunakan pasukan siber. Yang paling banyak ada di kubu Joko Widodo - Jusuf Kalla," ujar Deddy di Jakarta, pada aat pilpres kemarin.
Pasukan siber bekerja dengan menggunakan banyak akun di jejaring sosial, tujuannya untuk mempengaruhi pilihan pemilih. Pasukan itu dibayar oleh kedua pasang kandidat. "Pasukan ini mulai dikenalkan pada Pilgub DKI Jakarta 2012 lalu," tambah dia. (rol/kabarpapua.net)

Subscribe to receive free email updates: