Pengamat politik dari Universitas UIN Jakarta Pangi Syarwi Caniago |
Jakarta - Penunjukkan HM Prasetyo menjadi Jaksa Agung membuat kepercayaan publik terhadap Presiden Presiden Joko Widodo (Jokowi) kian merosot. Hal ini karena pernyataan dan tindakan Jokowi tidak selaras. Sebab, Jokowi lewat sekretaris kabinet mengatakan tidak akan memilih jaksa agung yang berlatar belakang dari partai politik. Sedangkan HM Prasetyo adalah kader Partai NasDem dan anggota DPR terpilih meski sudah mengundurkan diri.
Pengamat politik dari UIN Jakarta Pangi Syarwi Caniago mengatakan, jika Jokowi tak mau kehilangan kepercayaan dari rakyat, maka dia harus melaraskan antara perkataan dan perbuatan.
"Jadi, Jokowi harus hati-hati antara perkataan dan perbuatan dalam membangun opini," kata Pangi, Minggu (23/11/2014).
Menurut Pangi, jika Jokowi tetap membohongi rakyat antara perkataan dan perbuatannya, maka diyakini dosen politik UIN ini, pemilihnya akan segera meninggalkan Jokowi.
"Semakin banyak Jokowi berwacana namun miskin praktik, maka rakyat semakin jauh dari Jokowi," ujar dia.
Di sisi lain, penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi juga ikut menyumbang merosotnya kepercayaan publik terhadap Jokowi. Bahkan, hasil survei LSI tingkat kepuasan terhadap presiden yang dipilih 62 juta rakyat itu kini berada di bawah angka 50 persen.
"Kalau Jokowi tak mampu mendamaikan antara realitas dengan kenyataan, maka konsekuensinya Jokowi bisa ditinggalkan oleh pemilihnya," ujarnya. (inilah/kabarpapua.net)