Wakil Ketua Komisi I DPR RI Hanafi Rais meminta Presiden
Joko Widodo mengungkapkan isi percakapannya dengan Perdana Menteri Australia
Tony Abbott agar tidak menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat.
"Presiden Jokowi harus menyampaikan kepada publik
apa sikap presiden yang disampaikan ketika ditelepon PM Abbott, itu yang kita
tunggu," katanya di Jakarta, Kamis.
Dia berharap Presiden Jokowi menyampaikan kepada PM
Abbott bahwa pernyataan Abbott soal bantuan tsunami itu tidak pantas untuk
norma orang Asia.
Hal itu harus diungkapkan Presiden Jokowi karena PM
Abbott sudah mengklaim terkait pembicaraan kedua kepala pemerintahan tersebut.
"Presiden Jokowi harus membuka isi pembicaraan
kepada publik karena kalau tidak akan menimbulkan berbagai persepsi. Selain itu
PM Abbott sudah mengklaim isi pembicaraan itu," ujarnya.
Hanafi menilai hubungan "hotline" yang
dilakukan kedua pimpinan itu merupakan hal yang lumrah dilakukan dalam
diplomasi. Pola itu merupakan cara efisien dan murah untuk melakukan lobi di
antara kedua negara.
"Persoalannya Presiden Jokowi harus menyampaikan ke
publik apa sikapnya ketika ditelepon PM Abbott," ujarnya.
Menurut Hanafi, pernyataan PM Abbott yang menyatakan
bahwa Presiden Jokowi mempertimbangkan posisi Indonesia dengan hati-hati
merupakan upaya Abbott menekan Presiden dengan segala cara.
Ia mengemukakan apabila kejadiannya seperti ini,
keputusan tergantung di tangan Presiden Jokowi.
"PM Abbott itu tipe 'hawkish', jadi pasti agresif
melobi. Sementara Presiden Jokowi tipe 'dovish' jadi bertahan terus,"
katanya.
Sebelumnya, PM Australia Tony Abbott mengaku telah
melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden RI Joko Widodo terkait rencana
eksekusi mati dua warga Australia dalam kasus narkoba yang disampaikannya pada
Kamis (26/2), seperti diberitakan kantor berita AFP.
Abbott meyakini Presiden Jokowi sedang mempertimbangkn
posisi Indonesia dengan hati-hati mengenai hukuman mati terhadap dua warga
Australia.
0 Response to "Abbott Telepon Jokowi, Ungkap Apa Isi Obrolannya"
Post a Comment