Penumpang mengenakan masker untuk menghindari dari penyakit MERS di bandara Incheon, Korea Selatan, (2/6). |
Menurut analis Bloomberg, konsumsi barang dan jasa menurun seiring penduduk lebih memilih tinggal di rumah. Pelancong juga menunda perjalanannya ke negeri ginseng tersebut.
Wabah telah membatasi perjalanan masuk dan keluar karena warga disarankan menghindari perjalanan. Terlebih, Hong Kong, Macau, Taiwan, Indonesia hingga Thailand telah mengeluarkan peringatan untuk tidak masuk ke Korsel.
Indonesia juga telah mengambil langkah pencegahan dengan mengawasi pendatang dari Korsel. Bandara Soekarno-Hatta telah menyediakan ruang isolasi di dua terminal kedatangan, yaitu 2D dan 2E. Ruang tersebut dikhususkan untuk mengamankan penumpang dari luar negeri yang diduga terjangkit MERS.
Sementara itu, pendapatan hotel Korsel per kamar yang tersedia telah menurun lima persen pada April dibandingkan tahun lalu. Angka tersebut bisa menurun terus.
Keuntungan ritel Korsel juga jatuh sekitar 60 persen dalam beberapa bulan. Pendapatan restoran juga turun karena orang-orang lebih memilih makan di rumah. Sementara transaksi di toko meningkat karena warga memilih belanja dalam jumlah banyak untuk persediaan.
Transaksi di hampir 2.000 bank juga dalam tekanan karena warga menghindari berkumpul di area tertutup. Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan lambat di pinjaman pribadi dan deposito.
Hingga saat ini, Korsel melaporkan 11 kematian akibat virus. Bank sentral Korsel sebelumnya telah memangkas suku bunga acuan hingga rekor rendah 1,5 persen selama wabah.
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di lobi Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan untuk mencegah penyebaran viruis MERS, Rabu (3/6). |
Sebanyak 10 orang yang dinyatakan positif virus MERS telah meninggal meskipun semua penderita memiliki riwayat penyakit yang serius.
Hingga saat ini, MERS telah menginfeksi 126 orang dan menewaskan 11 orang di Korea Selatan. (rol/kabarpapua.net)
0 Response to "Virus MERS Perlahan Hancurkan Ekonomi Korsel"
Post a Comment