Perlu 10 Orang Evakuasi Satu Jenazah Trigana di Papua

Perlu 10 Orang Evakuasi Satu Jenazah Trigana di Papua 
Evakuasi seluruh jenazah korban jatuhnya pesawat Trigana Air IL 257 sudah selesai dilakukan. Semua jenazah sudah dipindahkan dari lokasi kecelakaan ke Oksibil dan sekarang seluruh jenazah berjumlah 54 orang telah diserahkan ke tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri di Jayapura.

Meski proses evakuasi sudah selesai dilaksanakan, di balik proses evakuasi memiliki cerita tersendiri. Deputi Bidang Operasi Badan SAR Nasional Mayor Jenderal Heronimus Guru pun membagi cerita yang dialami para anggota Basarnas di lokasi jatuhnya pesawat.

Cerita berawal saat cuaca di sekitar lokasi kecelakaan yang tidak menentu dan mempersulit gerak anggota Basarnas yang hendak melakukan evakuasi.

Proses evakuasi yang awalnya mau dilakukan melalui jalur udara pun batal lantaran cuaca tak menentu tersebut. Hero mengungkapkan dengan tidak bisanya jalur udara digunakan maka pilihan terakhir jatuh pada evakuasi melalui jalur darat.

Bukan tanpa kendala, jalur darat pun memiliki kesulitan tersendiri lantaran medan yang sulit bahkan kendaraan pun tak bisa masuk mendekat. Pilihah terakhir pun jatuh pada mengangkut para jenazah hingga ke titik di mana mobil masih bisa masuk.

"Total perjalanan dari crash site ke Oksibil itu jika melalui jalur darat adalah 4,5 hingga enam jam," kata Hero.

Tak ada pilihan lain, proses evakuasi jalu darat dengan jarak tempuh satu per empat hari pun dilakukan.

Proses evakuasi baru dimulai Selasa (18/8), atau satu hari setelah Indonesia merayakan ulang tahun ke-70. Evakuasi pun berjalan lambat, selain karena jarak tempuh jauh, medan pun menjadi penghalang.

Satu kantong jenazah, kata Hero, tidak bisa hanya diangkut oleh satu atau dua orang saja. Meski jenazah para korban tak utuh, proses evakuasi satu jenazah harus dilakukan lebih lima orang.

"Bisa delapan, sepuluh, bahkan 15 orang untuk mengangkut satu kantong jenazah," ujar jenderal TNI Angkatan Darat tersebut.

Jauhnya jarak tempuh, medan yang tak memadai, serta butuh banyaknya anggota untuk membawa satu jenazah membuat proses evakuasi berjalan lama. Namun begitu, target yang dicanangkan oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo bahwa evakuasi harus selesai pada Rabu (20/8) membuat para anggota bekerja lebih keras.

Evakuasi yang dimulai Selasa pagi (18/8) pun bisa diselesaikan pada Rabu malam (19/8). Padahal, pada Rabu sore Hero mengatakan bahwa masih ada 23 jenazah yang ada di crash site tapi saat dikonfirmasi ternyata 23 jenazah tersebut sudah ada di Oksibil pada malam harinya.

Hari ini pun, kata Hero, 50 jenazah telah tiba di Jayapura dan diserahkan kepada tim DVI Polri untuk diidentifikasi. 50 jenazah tersebut menyusul empat jenazah yang telah ada di Jayapura sejak Rabu sore.

Kabarnya, tim DVI pun telah berhasil mengidentifikasi empat korban dari 54 yang saat ini tengah mereka identifikasi identitasnya.

Sebelumnya Pesawat ATR 42 milik Trigana bernomor penerbangan IL 257 hilang saat terbang dari Sentani ke Oksibil. Pesawat terbang dari Sentani pukul 14.22 WIT dengan mengangkut 49 penumpang, dan seharusnya tiba pukul 15.04 WIT di Bandara Oksibil.

Pesawat tersebut diterbangkan oleh Capt. Hasanudin dengan Co. Pilot Ariadin, dan dua orang pramugari yaitu Ika N dan Ditta A, serta seorang teknisi Mario. (CNNIndonesia)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perlu 10 Orang Evakuasi Satu Jenazah Trigana di Papua"

Post a Comment