Aktifitas bongkar muat mobil di Terminal Mobil Pelabuhan, tanjung priok, Jakarta, Selasa (28/7). |
Dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR di Jakarta, Rabu, Rizal mengatakan pada zaman penjajahan Belanda dahulu, jalur rel kereta masuk ke dalam area "loading-unloading" barang di dalam pelabuhan.
"Tapi sama Pelindo II, jalur kereta ini ditutup, jadi enggak bisa masuk karena semakin banyak yang simpan barang di situ, pendapatannya semakin besar," katanya.
Semakin lama barang menginap di pelabuhan, maka proses inap barang akan menjadi lebih lama. Hal ini membuat waktu inap barang saat bongkar muat di pelabuhan (dwelling time) menjadi semakin lama.
Pelabuhan Tanjung Priok, menurut Rizal, menjadi lokasi berlangsungnya sekitar 70 persen urusan ekspor impor Indonesia..
Jika urusan ekspor impor di pelabuhan tersebut berjalan lambat, maka biaya operasionalnya menjadi tinggi lantaran biaya transportasi dan logistiknya menjadi sangat mahal.
Oleh karena itu, Rizal menegaskan, pemerintah akan berupaya untuk memangkas "dwelling time" dari tujuh hingga delapan hari menjadi dua setengah hari. Hal itu diharapkan bisa menolong kelancaran barang dan akhirnya menurunkan biaya logistik.
"Jadi besok kalau ada anggota DPR mau ikut kita akan ke Tanjung Priok, kita akan bawa ekskavator. Itu jalan rel zaman Belanda yang ditutup itu akan kita bongkar aspalnya supaya bisa dipasangi rel," katanya di hadapan anggota Banggar DPR. (Republika)
0 Response to "Rizal Ramli Kembali Beraksi, Akan Bongkar Aspal Tanjung Priok"
Post a Comment