Tak Terintegrasi, Investasi Miliaran Rupiah di Bintuni Jalan di Tempat

gas-bintuni
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengharapkan pemerintah membuat skema investasi terintegrasi antara kilang minyak dan gas dengan industri intermediate petrokimia yang menggunakannya sebagai bahan baku. Kadin beralasan, skema investasi sektor migas nasional tidak berkontribusi terhadap pembangunan industri karena hasil produksi dikuasai secara sepihak atau untuk komoditi ekspor.

“Kami minta ke depan investasi sektor migas skala besar, khusus kilang dengan investasi miliaran dolar Amerika Serikat harus dibarengi dengan keberadaan industri petrokimia,” kata Achmad Widjaja, Ketua Koordinator Gas Kadin Indonesia, di Jakarta, Rabu (16/9).

Achmad menilai, dengan mengawinkan investasi besar di sektor migas dengan petrokimia, dibutuhkan komitmen sejumlah kementerian di bawah garis koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian bersama dengan Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki peran vital.

“Sebagai contoh, tidak terintegrasinya investasi sektor migas dengan petrokimia menyebabkan rencana investasi pabrik petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat senilai miliaran rupiah berjalan di tempat,” paparnya.

Dengan skema satu paket investasi kilang migas dan petrokimia ini, lanjut Achmad, dapat menekan harga bahan baku industri antara di dalam negeri.

“Dampaknya, harga bahan baku yang diterima industri hilir dapat ditekan rendah. Di tengah krisis ekonomi yang mempengaruhi penurunan kinerja industri nasional, pelaku usaha membutuhkan terobosan kebijakan yang mampu mendongkrak kinerja industri dan paket kebijakan yang diluncurkan bukan bagian dari insentif,” paparnya. (Gatra)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tak Terintegrasi, Investasi Miliaran Rupiah di Bintuni Jalan di Tempat "

Post a Comment