Melongok Aktivitas Temu Kader PKS Jayapura Bersama Herlini Amran


 


Sosok yang selama ini hanya dikenal oleh masyarakat Jayapura lewat rubrik Fiqih Wanita Majalah Ummi ini hadir di ibukota Provinsi Paling Timur Indonesia. Kehadirannya kali ini adalah dalam rangka kunjungan kerjanya sebagai salah satu anggota DPR RI.

Di saat dirinya seharusnya beristirahat malam, Herlini Amran menyempatkan diri untuk menjumpai para kader keadilan di Jayapura pada Selasa (2/9/2014) malam. Dalam temu kader kali ini Herlini menyampaikan materi berkaitan dengan membangun visi keluarga.

Herlini menyitir suatu hadits Rasulullah saw, yang mengisahkan peristiwa ketika orang-orang taat telah masuk ke dalam surga.

Dari Shuhaib radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila penduduk surga telah masuk surga.” Nabi berkata, “Maka Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘Apakah kalian menginginkan sesuatu tambahan dari-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka?’ Nabi berkata, ‘Maka Allah pun menyingkapkan hijab -yang menutupi wajah-Nya-. Dan tidaklah ada kenikmatan yang diberikan kepada mereka yang lebih mereka sukai daripada memandang Rabb mereka ‘azza wa jalla.” (HR. Muslim)

Jawaban penduduk surga itu mengisyaratkan bahwa kenikmatan di dalam surga yang luar biasa yang diberikan kepada mereka yang bahkan penduduk dunia pun tidak mampu menggambarkannya, sudah terasa lebih dari cukup bagi mereka. Namun saat itu justru Allah justru menambahkan kepada mereka nikmat yang tiada bandingnya yaitu memandang wajah-Nya.

Herlini pun menyampaikan bahwa seharusnya keluarga yang dibentuk memiliki visi hingga ke akhirat. Bahkan visi keluarga seharusnya adalah berjumpa dan bisa memandang wajah Allah. Visi itu baru bisa dicapai manakala keluarga kita telah menjadi bagian dari keluarga-keluarga terbaik di muka Bumi.

Menjadi keluarga terbaik berarti menjadikan keluarga-keluarga kader keadilan selalu terdepan dalam berbagai aksi kebaikan di tengah-tengah masyarakat. Keluarga kader PKS harus menjadi teladan dalam setiap aksi kebaikan dan kepedulian.

Herlini menekankan agar dalam keluarga terjadi pembagian peran dan tanggung jawab yang proporsional dalam mengurus anak, dan dalam melaksanakan tugas-tugas rumah. Jangan sampai semua tugas mengurus keluarga dibebankan kepada istri, sementara suami di rumah hanya sibuk membaca koran. 

Herlini juga menyampaikan bahwa keharmonisan keluarga sangat memerlukan adanya sikap saling pengertian dan tidak saling menuntut antara pasangan suami istri.

Aleg DPRRI dari Daerah Pemilihan Kepulauan Riau (Kepri) ini merujuk pada sebuah ayat Al-Qur’an:

“Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah: 105)

Suami istri, kata alumnus S1 Sastra Arab Universitas Indonesia dan S2 bidang tafsir Hadits di International Islamic University Islamabad Pakistan, harus menjadikan ayat Al-Qur’an tersebut sebagai rujukan dalam menghadapi permasalahan keluarga sehari-hari. Menurutnya ayat itu mengajarkan suami istri untuk berlomba-lomba untuk terus bekerja dan berbuat yang terbaik bagi keluarganya.

Herlini menyebutkan bahwa permasalahan perceraian yang kadang muncul dari hal-hal kecil dalam keluarga bisa dihindari jika suami-istri mau menerapkan ayat tersebut.

Herlini mengelaborasi pernyataannya, “Suatu ketika suami dan istri baru pulang bekerja. Kata suami, ‘Mi, tolong buatkan teh!’ Istrinya menjawab, ‘Buat sendiri sana, Abi kan tahu Ummi juga capek.’ Hal sederhana ini biasa menjadi pertengkaran keluarga. Suami berpikir bahwa tugas istrinya untuk mengurus suaminya tidak ditunaikan. Sementara si istri menganggap bahwa dirinya tidak perlu mengerjakan hal-hal sederhana, toh ia sudah ikut membantu mencari penghidupan keluarga. Jika sudah demikian pertengkaran pun bisa pecah.”

Namun, menurut Herlini, pertengkaran itu bisa dihindari bila keluarga mau menerapkan ayat Al-Qur’an di atas.

“Ayat tadi memerintahkan bekerjalah. Suami lebih memilih untuk bisa membuat teh sendiri daripada membebani istrinya yang sudah capek membantu mencari nafkah keluarga. Sementara istri pun tanpa diminta oleh suami akan tergerak untuk membuatkan minuman bagi sang suami, karena ingin berlomba-lomba berbuat kebaikan dalam keluarga,” pungkasnya.  

Subscribe to receive free email updates: